JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah lesunya industri PC, sistem operasi Windows 8 terbaru dari Microsoft diharapkan bisa memberi angin segar dan mendongkrak penjualan.
Namun, Head of IDC Indonesia Operations Sudev Bangah berpendapat sebaliknya.
"Saya pikir Windows 8 tak akan menjadi game changer untuk pasar PC di Indonesia," ujarnya dalam acara diskusi media di Jakarta, Rabu (21/11/2012) kemarin.
Bangah menyoroti gaya tampilan baru Windows 8 dan lingkungan desktop di balik itu yang disebutnya tak membawa perubahan terhadap daya guna sistem operasi tersebut, di samping perubahan antarmuka.
"Di tablet memang cocok sekali dan menjanjikan. Tetapi ketika dibawa ke lingkungan PC, kelihatannya tidak seperti itu."
Bagaimana dengan integrasi layanan penyimpanan cloud (SkyDrive) yang menjadi salah satu fitur unggulan Windows 8?
"Kalau di Indonesia, termasuk Jakarta, fungsi tersebut akan dibatasi oleh konektivitas internet yang kurang mendukung, Terlalu banyak blank spot, termasuk di tengah kota sekalipun," ucapnya.
Dia mengatakan, kalangan korporat selaku salah satu pengguna terbesar PC kemungkinan bakal berpikir dua kali sebelum bermigrasi ke Windows 8. Alasannya, perubahan sistem operasi akan membawa banyak penyesuaian, seperti dalam hal IT policy dan pengaturan sekuriti.
"Untuk konsumen pun, Windows 7 sudah menjadi produk yang sangat bagus. Berapa banyak pengguna komputer lama yang berminat upgrade ke Windows 8 disamping para tech geek?" tanyanya.
Selain tampilan Start Screen yang baru, Windows 8 sendiri mengusung lingkungan desktop yang serupa dengan Windows versi terdahulu. Sistem operasi ini pun disebut mempertahankan kompatibilitas dan mampu menjalankan program-program yang dirancang untuk OS sebelumnya.
Analis pasar PC dari IDC Deddie Sionader mengatakan bahwa tren Windows 8 belum terlihat di pasaran, meski sudah terdapat 30-an model notebook berbasis sistem operasi itu dari beberapa vendor yang siap dipasarkan.
IDC mencatat di kuartal III, pasar PC dari kategori komputer desktop dan laptop mengalami penurunan angka pengkapalan produk year-on-year sebesar 4,5 persen menjadi 1,19 juta unit. Angka itu lebih rendah 8,3 persen dibanding kuartal sebelumnya.
Meski begitu, Deddie menambahkan bahwa hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh banyaknyya proyek pengadaan pemerintah yang belum terwujud. "Di laporan kuartal empat nanti, angkanya bisa berubah seiring dijalankannya proyek-proyek itu."
0 Comments
EmoticonEmoticon